KELUARGA BAHAGIA

Jumat, 15 April 2011

Menciptakan Hubungan Baik dengan Atasan

Dalam sebuah hirarki kerja, hubungan antara atasan dan bawahan atau antara karyawan dengan owner adalah sebuah pertalian yang harus saling menguntungkan. Pekerja mendapatkan kesempatan kerja dan pemilikpun mendapatkan orang yang bisa mengelola usahanya. Bawahan menjalankan intruksi yang dibuat atasan dan demikian pun atasan punya delegasi kerjanya, sehingga tercipta kesinambungan kerja yang lebih baik. Simbiosis mutualisme.
Namun terkadang kita menemui atasan atau owner yang semena-mena dalam betindak. Apapun alasan yang kita ajukan terkadang dianggap sebelah mata. Apalagi jika atasan/owner sudah tidak interes dengan kehadiran kita, bisa-bisa kita dianggap sebagai kambing congek saja.

 
Nah, apa yang harus diperbuat agar atasan/owner merasa ia membutuhkan dan menghargai kita, tanpa timbul kesan bahwa kita cari muka atau menjilat? Sehingga dengan mengenal karakternya itu akan memudahkan kita mendekatinya dalam setiap saat, baik ketika timbul masalah ataupun dalam situasi santai.
1.      Kenali sifat dan karakter domninannya.
Berbagai macam sifat dan karakter yang dimiliki seorang atasan, demikian pula sebaliknya yang dimiliki oleh seorang bawahan. Karena manusia terlahir dengan berbagai sifat dan tabiat. Namun dalam hubungan kerja ini coba perhatikan bagaimana sifat atasan tersebut. Apakah ia seorang yang suka ragu-ragu dalam mengambil keputusan, suka ceroboh, seorang yang teliti, tegas dan sebagainya.
Kenalilah sifatnya dan karakternya maka anda akan dapat membuat kondisi/suasana yang sulit menjadi mudah.

2.      Hobi yang ia senangi.
Banyak hubungan bisnis tercipta dari hobi yang sama. Ketika berhobi ria maka proyek-proyek yang cukup rumit diputuskan, bisa teratasi ketika sama-sama sedang menikmati hobinya.
Demikikan juga dengan atasan. Kenalilah apa hobi dan kesenangannya. Sehingga ketika dalam suasana rehat dan kumpul-kumpul bisa untuk saling berbagi cerita dari hobi yang ia miliki.
Kenalilah kesenangannya. Apakah ia seorang yang senang dengan petualang/lintas alam, bercocok tanam, hiburan malam, olah raga dan sebagainya.
Dan tentu saja sebuah keberuntungan jika anda sama-sama memiliki hobi yang sama, tinggal bagaimana anda bisa memperlihatkan kemampuan dan eksistensi anda dalam bekerja.

3.      Cara ia bekerja.
Lihat cara kerja dan cara atasan itu menyelesaikan sebuah masalah. Dengan belajar dan mengenali cara ia bekerja dan cara ia mengatasi masalah maka anda bisa menyesuaikan diri terhadap kemampuannya itu. Jika ia seorang yang pekerja keras maka otomatis ia akan senang juga dengan karyawannya yang tidak membuang-buang waktu untuk hal-hal tidak berguna. Jika ia selalu pulang larut malam, maka tunjukan juga loyalitas anda dengan lebih banyak waktu untuk perusahaan.

4.      Selera hidupnya.
Selera akan menciptakan rasa dan rasa tentu saja berhubungan dengan perasaan. Nah, apabila kita tidak bisa mengenali perasaan seseorang bagaimana kita bisa untuk membina komunikasi yang baik dengan orang tersebut.
Demikian juga jika kita tidak bisa memahami selera atasan kita tentu akan sulit bagi kita untuk menjalin hubungan kerja yang baik. Karena ketidak pedulain kita pada seleranya maka kita pun tidak tahu kondisi perasaan/moodnya ketika bekerja.
Cari tahulah tentang selera atasan.

5.      Nilai religious dan keyakinan yang ia pahami.
Nilai religious amat menetukan dalam karakter seseorang. Apakah ia seorang yang taat dalam agamanya atau tidak. Karena dari nilai-nilai agama inilah akan mempengaruhi cara ia bertindak, berbicara, berpikir dan menyelesaikan suatu masalah. Tentu saja kita harus dapat membedakan, karena terkadang seorang atasan tidak mau urusan-urusan agama dibawa-bawa dalam pekerjaan. Namun akan jelas terlihat perbedaan seseorang yang menggunakan nilai-nilai agama dalam bekerja dengan seseorang tidak samasekali. Yang patut dipahami di sini bukan sebatas ia orang beragama saja tetapi adalah pada tingkat kepahaman dan pengamalannya dalam beragama. Karena juga banyak seorang atasan dengan bergelar religious tetapi dalam bersikap dan bertindak sangat jauh dari agama, ini adalah karena rendahnya ia dalam mengamalkan nilai-nilai agama tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar