KELUARGA BAHAGIA

Rabu, 20 April 2011

BUKU : DUNIA PENCARI KERJA (6) Etika

B.   Etika

1.   Penampilan
    Berpenampilan bukan berarti harus memakai pakaian mahal, mentereng, serba bermerk atau dandanan yang begitu menyolok dan membuat mata tergoda untuk terus meliriknya. Buatlah penampilan terlihat wajar-wajar saja, berpakaian rapi, sopan, baju berlengan panjang buat pria. Jangan sekali-kali memakai celana jeans. Timbulkan kesan yang baik pada pihak perusahaan pada saat bertemu dengan anda.
Pada beberapa perusahaan mengharuskan pelamarnya untuk memakai pakaian resmi misalnya memakai dasi serta jas untuk pria, pakaian wanita kantoran buat pelamar perempuan.  Tapi jika tidak ada permintaan seperti itu, berpakaianlah dengan sewajarnya. Rapi, sopan, sedap dipandang, tidak membuat mata tergoda melihatnya dan tidak aneh-aneh.


2.    Masuk ruangan
    Timbul perasan tidak menentu, jantung berdebar-debar, keluar keringat dingin dan gelisah adalah problem yang sering dihadapi seorang pelamar ketika akan melakukan wawancara. Tidak hanya terhadap pelamar pemula tapi yang sudah sering pun masih mengalami gejala seperti itu. Sehingga pada saat mengetuk pintu tangan sudah gemetaran.  Hal ini dapat berakibat ketukan itu tidak terdengar karena terlalu pelan dan juga bisa saja mengagetkan karena terlalu keras. Tak usah nervous lah, rileks aja, toh yang akan dihadapi bukanlah singa , hantu atau orang berwajah sangar yang akan memakan dan menyiksa anda. Buanglah jauh-jauh semua pikiran kotor itu, anggap mereka tak obahnya pacar anda yang sudah menanti kedatangan dambaan hatinya di teras rumah di malam minggu ceria.  Mereka itu tetap manusia biasa yang tak luput dari noda dan dosa (maksudnya kekurangan, gitu lho). Kenapa harus takut ? Sekali lagi alihkan pikiran anda, pikirkan saja sesuatu yang membuat anda jadi rileks. Bahkan ada teman penulis dulu sewaktu akan melakukan wawancara juga mengalami masalah seperti ini. Apa yang ia lakukan adalah mengalihkan pikirannya dengan membayangkan para pewawancara itu teman sekolahnya dulu yang tidak ia sukai dan ia mau menghajarnya. Sehingga dengan bersemangat ia masuk ruangan interview. Cukup berhasil, gugupnya hilang dan timbul keberanian. Tapi sampai di depan pewawancara tentu saja ia harus bersenyum ria lagi tidak memperlihatkan rasa amarahnya.    
    Memang ada beberapa cara untuk menghilangkan stress, gugup, jantung berdebar semakin cepat menjelang interview itu, tapi anda tidak usah harus berpatokan pada cara-cara contoh ini. Cari cara
yang terbaik buat diri anda dan nyaman dilakukan. Sebab tidak semua orang akan mempunyai perilaku dan keinginan yang sama.        
    Seperti contoh berikut; menggigit-gigit bibir, meremas-remas tangan, menekan telapak tangan dengan jari tangan satu lagi sehingga terasa sakit, menarik nafas dalam-dalam sambil menekan geraham gigi, membayangkan orang yang anda cintai, ke kamar kecil untuk buang air kecil dulu basuh muka, baca koran, baca buku ( humor, novel, misteri), mengisi tts, mendengar musik, merokok dan banyak lainnya.
    Tetapi adakalanya dalam wawancara itu yang dihadapi orang diluar perkiraan kita, bisa saja mereka orang yang sangat akrab, ramah dan bersahabat. Tidak memperlihatkan rasa kekuasaannya, tidak menekan, tidak meremehkan, tidak memandang rendah dan sebagainya. Siapa tahu pewawancara anda ternyata orang seperti itu. So, nggak usah nervous kan !

3.   Sikap duduk
          Setelah berjabatan tangan dengan orang-orang yang akan menginterview, lalu duduklah dengan sopan di kursi yang telah disediakan. Tentunya setelah dipersilahkan untuk duduk.Jangan terburu-buru dan juga jangan sangat pelan sekali seperti orang kraton.
          Dalam berjabat tangan perlihatkan kesungguhan, kemantapan anda memegang tangannya. Bahwa anda betul-betul antusias melamar kerja di perusahaan itu. Jangan terlalu kencang mengenggam tangannya dan juga tidak terlalu santai seperti ogah-ogahan dan mengambang. Jangan hanya ujung jari anda saja yang menyentuh tangan pe-interview itu ( buat sebagian kaum hawa hal ini masih dimaklumi tapi dengan dua tangan). Berjabatlah secara penuh dan tegas. Sehingga timbul kesan bahwa anda seorang yang selalu optimis dengan masa depan.
       Sewaktu berjabat tangan tatap matanya dan lepaskan sebuah senyuman. ( buat perempuan bukan senyum mengoda, lho ). Dalam bertatap mata saat berjabat tangan adalah menunjukan sikap menghargai dan menghormati. Coba anda bayangkan dan rasakan ( mungkin anda pernah mengalaminya dan merasakannya ) bagaimana jika anda berjabat tangan dengan seseorang dan orang tersebut tidak melihat dan menatap anda tapi ia menoleh kearah lain. Apa yang ada dalam benak pikiran anda? Pasti pengen menonjoknya bukan? Ya, karena anda merasa diremehkan, diacuhkan dan tidak dianggap dan sebagainya. Nah, apakah anda sebagai pelamar mau melakukan hal demikian sehingga para penguji itu membuat kesimpulan seperti itu juga? Tentu saja tidak.
          Lalu sikap duduknya bagaimana pula? Duduklah dengan sopan, badan tegak tapi tidak membusungkan dada, tidak tegang, tidak menantang dan juga tidak menunduk layu. Bila tempat duduk yang anda duduki itu mempunyai sandaran bukan tegak tapi sandaran agak miring kebelakang, tidak usah menyandarkan punggung di sandaran tersebut. Dari cara duduk ini dapat memperlihatkan kepribadian anda dan cara kerja anda. Apakah anda seorang pemalas atau tidak.



          Masih banyak kebiasaan masyarakat kita jika duduk dibangku, apakah itu dirumah ataupun ditempat kerja suka melebarkan / mengangkangkan kakinya. Apakah ini suatu yang tidak etis? Sebenarnya bukan masalah etis atau tidaknya tapi tidak sedap saja memandangnya. Apalagi jika yang duduk itu seorang perempuan. Nah, apa jadinya jika saat wawancara berlangsung seorang pelamar wanita dalam posisi duduk seperti itu.
          
4.   Kontak mata
          Kontak mata saat wawancara berlangsung juga sangat menentukan penilaian dari mereka nantinya, apakah anda dapat bergabung dengan mereka atau tidak. Dari mata orang dapat melihat apa yang anda bicarakan itu suatu kebohongan atau tidak. Dari mata pun dapat dinilai anda serius atau tidak. Oleh sebab itu jagalah tatapan mata anda selama berlangsungnya wawancara. Jangan memperlihatkan mata yang layu, malas atau bahkan melotot. Pernah melihat atau diplototi orang? Nah, hal yang sama dirasakan oleh pewawancara jika mareka anda plototi. Namun jangan terus menerus menatapnya seakan-akan mata anda lengket padanya. Sesekali alihkan mata pada pewawancara yang lain, tapi focus tetap pada si penanya. Suatu yang tidak bagus jika yang menanyakan si A tapi anda malah menatap ke arah B waktu menjawab dan menerangkan pertanyaan dari A. Fokus tetap pada A tapi sesekali dialihkan pandangan kepenanya yang lain. Sehinga terkesan anda berkomunikasi dengan seluruh penanya diruangan itu.
          Kemudian jauhkan keinginan untuk bersafari mata di depan mereka. Maksudnya mata anda jangan sampai berkeliaran kemana-mana, melihat ini, melihat itu.  Stay in focus , santai, tegas dan tidak berkeliaran. Dengan demikian keseriuasan dan kemantapan tercermin pada diri anda.
                                   
5.    Suara
    Suara terdengar mantap, tegas dan jelas. Kira-kira seperti itulah suara sewaktu bicara. Jangan terlalu pelan sehingga membuat pewawancara harus meminta mengulangi apa yang anda ucapkan saking tidak jelas dan kurang kerasnya suara keluar dari mulut anda.
      Karena perasaan grogi menghadapi para pewawamcara dapat juga menimbulkan suara terbata-bata saat menjawab pertanyaan. Hal ini bisa menganggu proses wawancara itu sendiri seperti hilangnya konsentrasi dan berbagai persiapan-persiapan yang sudah dilakukan sebelumnya.
      Kebiasaan berbicara-lemah lembut, tegas, keras dan tinggi- kadang sudah merupakan pembawaan dari lahir atau pengaruh lingkungan tempat tinggal. Untuk mengatasi hal ini bagi anda yang terbiasa bersuara keras- mungkin terbiasa tinggal digunung -atau malah terlalu pelan seperti orang kraton, dapat berlatih dulu di rumah. Minta tolong pada salah seorang saudara atau orang tua atau suami/istri untuk mendampingi anda berlatih apabila tidak mau sendirian di depan kaca cermin. Lakukan sampai anda merasa nyaman dan enak dengan cara bicara tersebut.
        

Jumat, 15 April 2011

Menciptakan Hubungan Baik dengan Atasan

Dalam sebuah hirarki kerja, hubungan antara atasan dan bawahan atau antara karyawan dengan owner adalah sebuah pertalian yang harus saling menguntungkan. Pekerja mendapatkan kesempatan kerja dan pemilikpun mendapatkan orang yang bisa mengelola usahanya. Bawahan menjalankan intruksi yang dibuat atasan dan demikian pun atasan punya delegasi kerjanya, sehingga tercipta kesinambungan kerja yang lebih baik. Simbiosis mutualisme.
Namun terkadang kita menemui atasan atau owner yang semena-mena dalam betindak. Apapun alasan yang kita ajukan terkadang dianggap sebelah mata. Apalagi jika atasan/owner sudah tidak interes dengan kehadiran kita, bisa-bisa kita dianggap sebagai kambing congek saja.

Rabu, 13 April 2011

BUKU : DUNIA PENCARI KERJA (5) Survei Lokasi


  1. Survei 
    Survei ini sangat perlu dilakukan sebelum anda mengikuti test, apakah test tertulis atau pun wawancara. Karena melihat jalan-jalan di Jakarta dan daerah sekitarnya tak penah lepas dari kemacetan, jarak tempuh dekat saja bisa menghabiskan waktu berjam-jam.
    Bagi anda yang belum begitu mengetahui lokasi perusahaan itu berada sebaiknya langkah persiapan ini dilakukan. Ini untuk mengatasi masalah, pada saat hari mengikuti test anda tidak akan terlambat atau pun terburu-buru dalam menempuh perjalanan. Apalagi jika rumah anda sangat jauh dari lokasi perusahaan, naik turun beberapa kali angkutan.
    Beberapa hari sebelum hari yang ditentukan untuk test, carilah tempat / alamat perusahaan tersebut, hitung berapa lama waktu tempuh yang anda perlukan, rute mana saja yang harus dilalui, kendaraan umum apa saja yang harus dinaiki jika anda menggunakan kendaraan umum. Apabila jadwal test itu pagi hari, lakukan survei pada pagi hari juga, di hari kerja tentunya. Jangan survei dilakukan dihari non kerja, jelas tidak akan ditemukan kondisi yang sama, saat survei keadaan jalan lancar dan cepat tapi ketika mau pergi test malah kebalikannya yang ditemui.
    Ketika berangkat ke tempat testing mau diadakan, berilah kelongaran waktu dalam perjalan menuju tempat itu, jangan sampai mepet waktu. Usahakan 15 menit menjelang waktu yang ditentukan anda sudah hadir. Bisa bernafas dikitlah dari pada sampai tempat test langsung masuk ruangan dan mengisi soal-soal.
    Survei tidak hanya sebatas berapa jauh lokasi perusahaan itu dari rumah anda tapi juga apa dan bagaimana perusahaan itu walau tidak usah terlalu mendetail. Cukup ketahui secara global jenis perusahaan, produknya apa, bergerak dalam bidang apa. Sehingga anda punya bahan pembicaraan nantinya saat wawancara.  

Minggu, 10 April 2011

BUKU : DUNIA PENCARI KERJA (4) Persiapan test

before : mengirim surat lamaran kerja


  1. Persiapan test
    Apa saja persiapan-persiapan yang diperlukan sebelum test, baik tertulis maupun inteview?
Pada saat akan mengikuti test tertulis, persiapan seperti seperangkat alat-alat tulis jangan sampai terlupakan. Walau kelihatannya sepele seperti penghapus pencil tidak terbawa, ini bisa berakibat fatal. Dapat menganggu , merusak, memecah konsentrasi anda dan juga pelamar lain pada saat test tersebut berlangsung. Usahakan semuanya sudah lengkap sebelum berangkat, ibarat mau perang siapkan semua persenjataan dan alat pendukungnya. Jadi saat test berlangsung anda tidak kasak kusuk kesana kemari mencari pinjaman peralatan. 


Senin, 04 April 2011

BUKU : DUNIA PENCARI KERJA (3)

  1. Mengirim surat lamaran kerja
    Mengirim sebuah surat lamaran kerja dapat dilakukan dengan berbagai cara. Tergantung dari mana anda mendapatkan informasi lowongan kerja tersebut.
    Jasa Pos bisa dilakukan  apabila lowongan kerja itu anda dapatkan dari iklan di media seperti surat kabar, radio atau televisi. Perhatikan pada iklan itu adakah petunjuk, apakah surat itu diantar langsung atau lewat kantor Pos. Jika tidak ada, gunakanlah jasa Pos.